Kamis, 13 Oktober 2011

MetamorphoRest Say,"Ni dia review dikit dari buku Agus Mustofa Pusaran Energi Kabah""




 Pusaran Energi Ka’bah (general review sebatas Sains dan agama )


  
Disclaimer!
Tulisan berikut 99% Asli merupakan potongan-potongan dari apa yang tertulis dibukunya Pak mustafa yang berjudul Pusaran Energi Ka’bah. Kalo pun ada beberapa kalimat yang nggak persis (parafrase), Kapital Letter, emphasis itumemang buatan saya sendiri dengan tujuan ‘mempersingkat bahasan™’ memper’indah’ kalimat, mempermudah pemahaman (bagi yang nilai IPAnya jeblok :mrgreen: ) serta memberi penekanan dengan (diusahakan) tanpa sedikitpun merubah makna yang terkandung.
Selanjutnya, tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk mencuri ide, apalagipiracy terhadap copyright buku tersebut. Hal ini saya lakukan dengan alasan untuk memberi kepuasan kepada para teman-teman yang malas :twisted: tidak memiliki kesempatan untuk membaca apalagi membeli buku tsb. Sekalianmemenuhi janji dan menyelesaikan diskusi yang terlantar dengan pihak-pihaktertentu. Dan TIDAK sedikitpun secara langsung memberikan keuntungan finansial buat saya. SUMPAH™! deh pak… :mrgreen:
So, saya harap pihak Pak mustofa dan Padma Press dapat memakluminya. Secara buku yang saya gunakan adalah milik ayah saya pribadi, dan dibeli dengan uang halal sah.
Piece ~ ^^V
~ * ~

:: Pertanyaan sang mu’alaf
Sang mu’alaf bertanya kepada pak mustofa

Mualaf : “Pak, kenapa sih kita mesti pergi haji ke tanah suci?”
Pak Mustofa : (berfikir untuk menjawab pertanyaan tersebut secara ‘simple’dengan harapan agar dapat menghindari diskusi yang panjang).

Namun setiap rencana jawaban simple tersebut ingin dilontarkan, sang Bapak tersadar bahwa jawaban tersebut bukannya akan menyelesaikan persoalan, malah akan menambah persoalan tersebut.
Sebagai contoh: salah satu rencana jawaban tersebut adalah “Saya berangkat haji adalah untuk memenuhi kewajiban yang diperintahkan Allah dan rasulnya”
Namun sebelum jawaban klise tersebut terlontar, ia ingat Firman Allah yang berbunyi:
“Tidak ada paksaan dalam beragama, karena sungguh telah jelan yang benar dari jalan yang sesat, …”
akhirnya Pak mustofa menyadari bahwa jawaban seperti itu tidaklah tepat. Hal ini dikarenakan adanya unsur indoktrinasi! yang seakan-akan memaksa orang untuk melaksanakan ibadah haji, padahal Allah mengajarkan untuk tidak ada paksaan dalam menjalankan Agama.
Kesimpulan akhirnya adalah, beliau menyadari bahwa memang belajar agama itu tidak bisa diringkas-ringkas, apalagi sepintas lalu. Musti dengan Kesungguhan yang sangat dan seumur hidup!
:: Islam Bukan Agama Dogma
Agama islam bukan sebagai dogma yang harus ditelan mentah-mentah. Masa depan generasi manusia ditentukan oleh dua hal: Agama dan ilmu pengetahuan.
Agama sebagai sumber etika dan sumber syariat yang memberikan tuntunan ke pada manusia tentang kehidupan sesungguhnya dibalik kematian. Sedang ilmu pengetahuan memberikan kaidah-kaidah empirik. Keberhasilan generasi mendatang terletak pada bagaimana mereka memahami kedua hal itu sebagai suatu pegangan yang bersifat interaktif dan komplementer.
Islam TIDAK BOLEH dikembangkan dengan PAKSAAN secara fisik maupunpemikiran.
:: Diskusi kecil dengan sang doktor fisika
Membahas tentang upaya Pak Mustafa yang menafsirkan Kandungan ayat al-Qur’an dari sisi ilmu pengetahuan. Sang doktor fisika menganggap perbuatan itu berbahaya. Karena katanya, ilmu pengetahuan adalah sebuah proses penemuan-penemuan yang relatif, empirik, dan terus berubah menuju penyempurnaan. Maka selanjutnya, jika menafsirkan Quran dari sudut ilmu pengetahuan modern, tidak akan pernah menemukan pemahaman final terhadap Al-quran.
Pernyataan tersebut dijawab oleh pak Mustafa dengan sebuah pertanyaan,“apakah ada penafsiran Quran yang kebenarannya sejauh ini bersifat mutlak? semutlak firman Allah?
Jawabannya, pasti tidak ada! Al-Quran memang mutlak kebenarannya, tetapi ketika ditafsirkan oleh seorang manusia menjadi relatif. Karena dalam sebuah penafsiran, apa yang kita kemukakan selalu bersifat relatif dan sangat dipengaruhi oleh latar belakang ilmu sang penafsir. Seorang ahli bahasa akan menafsirkan dengan dipengaruhi oleh kemampuan bahasanya, ahli fisika, biologi dan sebagainya juga dipengaruhi oleh ilmunya tersebut.
Apa yang mereka lakukan tak lebih dari upaya sebuah rekontruksi. Para penafsir berupaya untuk memahami “pikiran” Tuhan. Tetapi pak mustafa mengatakan bahwa dia berani bertaruh bahwa jangankan 100%, seperjuta persen aja rasanya tidak mungkin bagi manusia untuk bisa memahami “pikiran” Tuhan. Beliau juga menambahkan, “terlalu naif kalo ada yang mengatakan dan mengklaim, bahwa penafsirannya itu adalah seperti yang dimaksudkan Allah. Malah bisa terjerumus pada kemusyrikan.”
“Maka agaknya akan lebih baik kalo kita MENGHARGAI setiap penafsiran. Tentu saja penafsiran yang bermaksud baik dan yang memenuhi kaidah penafsiran yang baik dan benar,” lanjutnya.
Agama dan sains mentauhidkan Allah
Ada pertanyaan: “Bagaimana cara untuk memadukan pemahaman agama dan ilmu pengetahuan? Bisakah disingkronkan?
Pertanyaan tersebut dinyatakan sebagai sebuah kekeliruan yang sangatmendasar oleh pak mustafa. Karena dalam Al-Quran Allah tidak pernahmembeda-bedakan, apalagi memisahkan antara syariat dan ilmu pengetahuan Kedua-duanya menyatu dalam informasi Al-Quran dalam konteks mentauhidkan Allah. Yaitu: memahami eksistensiNya, mengenalNya, berinteraksi dengan Dzat yang maha agung itu, dan akhirnya ‘bersatu’ dalam kebesarannya.
Hampir di setiap halaman Quran selalu ada informasi ilmu pengetahuan. Informasi pengetahuan tersebut bukan sekadar untuk mengembangkan ilmu itu sendiri, melainkan tujuan utamanya adalah mentauhidkan Allah.
Membeda-bedakan dan Memisahkan fakta yang ada disekitar kita tak lebih hanyalah pekerjaan manusia yang diakibatkan oleh keterbatasannya.Tidak ada beda antara agama dan ilmu pengetahuan, karena kedua-duanya adalah ayat-ayat Allah juga.
Hubungan antara keimanan yang berasal dari syariat dan ilmu pengetahuan yang bersifat empiris adalah dimana Al-quran menggambarkan secara garis besarnya, sedangkan sains memberikan penjabarannya. Namun tujuannya SANGAT jelas, bahwa lewat firmanNyaitu, Allah ingin menunjukkan kepada kita semua, bahwa Allah adalah Sang Pencipta yang Paling Sempurna.
Seluruh pendekatan yang bisa dilakukan -baik lewat syariat maupun sains untuk memahami eksistensi Allah itu sebenarnya akan bermuara pada hasil yang sama, yaitu kekaguman kita pada kebesaran dan keagungan Allah sang maha pencipta. Disini bukti, bahwa apapun yang kita lakukan ternyata telah membawa kita kepada Tauhidullah, yaitu proses meng-Esakan Allah SWT.
:: Rasul Muhammad Menangis Semalaman Menerima Wahyu ilmu Pengetahuan
(Qs Ali Imran: 190-191).
Kata kunci yang menuntun penafsiran dan memahami kenapa Rasulullah sampai menangis seperti itu,
1. Penciptaan langit dan bumi
Sebenarnya Allah sedang memberikan jalan yang luas pada hambaNya yang ingin memahami dan berkenalan dengan Allah Sangn Maha Pencipta. Bukankah Allah mengataka, kalo kita ingin mengenali Allah, maka kenalilah ciptaanNya. Dan salah satu ciptaannya adalah langit dan bumi.
Dalam memahami proses penciptaan langit dan bumi, tidak bisa HANYA berdasarkan informasi dari Al-Quran saja. Karena itu tidak memuaskan. biar bagaimanapun kita tetap harus melakukan pengamatan yang lebih mendalam tentang fakta yang tersebar di alam semesta ini. Harus yang bersifat empirik.
Semua data yang diperoleh harus bisa di uji dan dibuktikan. Walaupun nanati pada gilirannya tetap akan ada bagian-bagian yang harus disempurnakan secara ilmiah oleh generasi berikutnya, hal itu bukan menjadi soal.
… selanjutnya menjabarkan tentang bumi yang beredar pada porosnya dengan kecepatan tertentu, kaitannya dengan planet-planet, tatasurya, dll (teori fisika dasar tentang ‘tata surya’ lengkap dengan perhitungannya)
Lalu membahas tentang teori Big bang sebagai awal tercipta alam semesta, yang didasarkan pada QS. Al Anbiyaa: 30. yang menjelaskan bahwa ‘alam ini mengembang.’ melalui penjelasan ‘keterkaitan’ antara matahari dan planet-planetnya dalam tata surya, setiap 100 miliar bintang (yang salah satunya bintang “matahari”) membentuk gugusan yang disebut galaksi, galaksi-galaksi membentuk superkluster, sampai seterusnya… (yang sampai saat ini belum terdeteksi batasnya).
Bahkan ada pernyataan menarik tentang bintang-bintang diangkasa. Bintang-bintang yang bertaburan itu jaraknya sangat beragam, mulai dari yang jaraknya 8 menit cahaya, 8 tahun cahaya, samapi yang 10 miliar tahun cahaya.
Sekarang, coba lihat ke arah matahari dari tempat anda dimanapun berada (dengan catatan anda membaca tulisan ini siang hari :mrgreen: )
lalu, pernah kah anda mengira bahwa matahari yang anda lihat barusan adalah matahari 8 menit yang lalu?
atau, saat melihat bintang yang berjarak 8 tahun cahaya. Bintang yang kita lihat itu bukan bintang saat kita melihatnya. Tapi bintang 8 tahun yang lalu!
Jadi, kalo pada satu malam kita sedang mengamati langit, sebenarnya kita bukan melihat langit malam itu saja. Tapi, secara bersamaan kita melihat langit saat itu, langit 1 jam yang lalu, langit 1 tahun yang lalu, bahkan langit 10 miliar tahun yang lalu…! Masya Allah, betapa kita jadi aneh dengan alam kita sendiri.
Pernyataan tersebut didasari oleh teori “kecepatan cahaya”.
2. Pergantian siang dan malam
Menjelaskan bagaimana seandainya bumi ini siang terus-terusan, atau malam terus-terusan.
3. Tanda-tanda kebesaran Allah

4. Selalu berfikir tentang Allah

5. Tidak ada yang sia-sia

6. Maha Suci Allah

7. Hindarkan dari api neraka
:: Beragama dengan Terpaksa: PERCUMA!
Kapan kita merasa terbelenggu? Mungkin kita sedang sibuk bekerja, lantas terdengar kumandang adzan. Banyak diantara kita yang barangkali berfikir “Ah, nanti saja, sekarang masih sibuk… Pikiran ini sebenarnya, secara tidak langsung menyatakan bahwa salat itu bukanlah sebuah kerinduan untuk menjalaninya. Melainkan kewajiban yang ‘membelenggu’ aktifitas dan keasyikan kita. “Ah, shalat ini merepotkan saja,” barangkali begitu kalau dinyatakan dengan vulgar. :twisted:
Nah, sekian dulu dari saya. Apa yang anda baca inicuma SATU bab dari buku tersebut, itupun hanya bagian yang ingin saya kemukakan. So, kalo anda penasaran tentang isi yang sebenarnya dengan lengkap, silahkan baca sendiri bukunya. :mrgreen:
Sekian, terima kasih ^^
PS
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Kepada pihak-pihak yang saya link™ kalo ada yang penasaran dengan ‘isi’nya, mohon nggak nanya ke saya. Secara hal di atas BUKAN ide saya, dan belum tentu SEPENUHnya saya setuju.
*masih trauma dengan kejadian saat itu*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lomba Gerakan Indonesia Berkibar